Sabtu, 24 Oktober 2009

Buat Warnet

Peluang usaha di bidang telekomunikasi spesifiknya pada warnet sangat besar mengingat besarnya pengguna internet saat ini. Peluang usaha kecil di bidang ini akan terus berkembang disamping itu usaha modal kecil.

Usaha warnet sebenarnya cukup mudah untuk didirikan dan dijalankan. Betapa tidak, dengan membeli komputer, misalnya 10 buah, kemudian menginstalnya dengan software, lalu membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung, dan akhirnya mengalirkan koneksi internet ke jaringan tersebut, maka jadilah usaha warnet.

Untuk mengelolanya juga tidak diperlukan orang-orang yang mempunyai skill tinggi dengan gaji yang mahal. Cukup lulusan sma yang mengerti tentang komputer. Mungkin karena mudahnya, banyak orang yang berlomba-lomba mendirikan usaha warnet ini.

Jika kita melewati jalan-jalan besar dan disekitar jalan tersebut terdapat universitas, kos-kosan mahasiswa, atau perumahan padat,maka hampir dipastikan ada usaha warnet yang berdiri disitu. Jumlah dari usaha warnet itu tidak hanya satu, bahkan bisa lebih dari 3 untuk lokasi yang berdekatan.

Dan walaupun sudah ada tiga usaha atau lebih, tetap saja ada warnet baru yang bermunculan. Mereka bertarung untuk mendapatkan pelanggan yang sama. Selain dari pembuatannya mudah, Trend teknologi sebenar juga mempunyai andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet. Komunikasi dan informasi tiada batas itulah yang ditawarkan internet.

Menjamurnya usaha warnet membuat persaingan semakin keras. Mereka bertarung tidak hanya dari sisi kenyamanan, spesifikasi komputer, dan kecepatan koneksi internet, bahkan dari sisi harga. Harga diturunkan sampai merusak pasaran untuk memancing pelanggan. Jika kita ingin bertahan, sudah selayaknyalah kita mempunyai keuntungan kompetitif dari warnet yang lain.

Daunnet
Seperti warnet-warnet pada umumnya, daunnet juga menyediakan jasa internetan, chatting, browsing, printing maupun burning. Untuk menjaga pangsa pasarnya, daunnet memberikan keistimewaan bagi konsumennya, antara lain memberikan paketan. Sehingga Daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.

Satu paketnya terdiri dari 3 jam dengan harga Rp. 5000,00. Paket ini berlaku mulai pukul 18.00 hingga pukul 24.00. Fasilitas lainnya adalah menyediakan up date antivirus gratis yang selalu di up date setiap harinya. Tempatnya nyaman, bersih dan ber AC. Daunnet juga menyediakan berbagai snack dan soft drink bagi para konsumennya.

Memiliki 10 komputer yang beroperasi, Daunnet buka setiap hari, buka mulai jam 08.00 hingga pukul 24.00, terdiri dari 2 shift. Setiap shiftnya berdurasi 8 jam, dikelola oleh 5 operator. Untuk access standar tarif yang dipatok Rp. 3000,- untuk setiap jamnya.

Untuk harga, printing per lembarnya Rp. 600,00 Burning Rp. 2500,00 per 1 keping CD. Harga soft drink berkisar antara Rp. 2.000,- hingga Rp. 2.500,00.

Semua warnet di jogjakarta pastilah menjadi pesaing bagi warnet ini. Akan tetapi jarang ada warnet yang memiliki paketan seperti yang di miliki oleh daun net sehingga daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.

Langkah Awal Membangun Warnet
Dalam membuat dan merencanakan usaha warnet, ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan utama.

1. Pemilihan lokasi
Lokasi yang umumnya sangat strategis untuk usaha warnet/internet café dekat lokasi sekolah /kampus, atau dekat dengan pusat keramain (tempat nongkrong). Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Lokasi sangat penting karena bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan usaha warnet ini.

2. Jumlah komputer
Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet.

3. Komputer (Hardware & Software)
Untuk komputer (khusus untuk warnet), carilah komputer yang layak namun tidak mahal. Carilah sesuai spesifikasi dan kebutuhan yang pas karena di warnet pasti user yang datang hanya untuk sekedar browsing atau chatting. Untuk software gunakan yang asli.

4. Network / Jaringan
Jaringan yang digunakan menggunakan topogfari jaringan type STAR. Untuk jenis networknya menggunakan jenis LAN (Local Area Network). Beberapa perlatan standar yang dibutuhkan antara lain : HUB atau SWITCH HUB, 1 PC untuk dijadikan router , dan cable network (sebaiknya dibeli 1 rol untuk persiapan/penggantian kabel nantinya) , ethernet card atau sering disebut LAN card dan juga connector (RG 45).

5. Biaya listrik
Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Untuk 10 unit komputer, disarankan adalah minimal 6600 watt. Perkiraan biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan.

6. Biaya koneksi per bulan
Pilihan koneksi sangat beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. Lebih baik untuk menentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk mengetahui berapa biaya koneksi per bulan dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia.

Membangun Warnet yang Kompetitif
Yang menentukan adalah kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. PC/Notebook murah juga saingan warnet.

Kombinasi antara PC/Notebook murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin tersingkir dari persaingan.

Kesuksesan usaha warnet bisa dilihat dari tingkat okupansinya. Yang umum adalah 7 - 9 jam. Di bawah 7 jam maka warnet itu terhitung sepi. Sementara di atas 9 jam warnet tersebut terhitung ramai (sekali).

Jarang sekali ada warnet yang memiliki tingkat okupansi di atas 9 jam. Semakin dikenalnya teknologi internet oleh masyarakat umum, membuka peluang bagi warnet untuk terus berkembang.

Simulasi Laba Usaha Warnet 1 Bulan :

Pemasukan
Sewa Internet : Rp. 9.000.000,00
Softdrink & Snack : Rp. 300.000,00
Total : Rp. 9.300.000,00

Pengeluaran
Bandwith : Rp. 1.700.000,00
Listrik : Rp. 800.000,00
Maintenance : Rp. 1.000.000,00
Gaji Operator : Rp. 1.500.000,00
Lain-lain : Rp. 200.000,00
Total : Rp. 5.700.000,00

Keuntungan
Laba Bersih : Rp. 9.300.000,00 - Rp. 5.700.000,00 = Rp. 4.100.000,00

Selasa, 13 Oktober 2009

Bisnis Oleh-Oleh Kagak Ada Matinye


Tiada habis-habisnya cemilan dan makanan khas berbagai daerah di Nusantara jadi ‘tambang’ bisnis. Dari yang tradisional hingga hasil eksperimen baru dan masih banyak peluang yang bisa digali.

Semangat untuk mengali makanan khas tradisional ini, selain dipelopori oleh perusahaan berskala besar, eksposur media televisi terhadap hal ini ikut mendukung. Ambil contoh, pada 29-30 Juni lalu di Jakarta digelar hajatan ‘Festival Jajanan Banggo 2007′. Acara ini menghadirkan sekitar 50 pedagang dengan racikan menu makanan yang istimewa. Di sini pengujung dapat menyicip aneka makanan tradisional Nusantara, bahkan yang nyaris punah.Termasuk makanan khas Betawi seperti Gabus Pucung atau soto tangkar dan sate kuah khas H.Diding(almarhum).

Jakarta merupakan kota ketiga sebagai ajang gelaran Festival Jajanan Banggo 2007. Sebelumnya festival serupa sukses di langsung di Bandung dan Surabaya. Setelah Jakarta, festival akan menyambangi Medan, Sumatra Utara. Saat festival serupa di langsungkan di Bandung, transaksi para pedagang dengan pengunjung mencapai Rp 500 juta, demikian juga ketika berlangsung di Surabaya.

Menurut Heru Prabowo, Senior Brand Manager Kecap Banggo, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk tidak melupakan aneka masakan tradisional. “Sayangnya keberadaan makanan tradisional ini terdesak oleh hadirnya masakan impor. Dalam ajang ini kita dapat memperkenalkan salah satu kekayaan Nusantara terutama makanannya,” ujar Heru Prabowo, dalam jumpa pers dengan sejumlah media di Jakarta 21 Juni lalu, yang juga dihadiri Maria Dwianto, External Communication Manager Unilever.

Kekayaan Nusantara dalam bentuk makanan dapat juga terlihat dari bisnis oleh-oleh di hampir semua kota-kota di Indonesia. Menurut Bondan Winarno, salah satu pengamat kuliner terkemuka di Tanah Air, Indonesia mempunyai budaya yang mendukung dalam hal ini. Yakni kebiasaan membawa ‘buah tangan’ berupa makanan apabila berkunjung di suatu tempat. “Pengalaman saya dalam mengunjungi kota-kota di Indonesia,rata-rata mempunyai oleh-oleh yang khas di daerah itu, “tutur Bondan dan mempunyai potensi bisnis yang sangat besar.

Fakta memang mendukung hal ini.Sejumlah pengusaha terkemuka di Tanah Air telah berkembang dan membesar dari bisnis oleh-oleh. Bahkan bisnis oleh-oleh yang kemudian menjadi Industri bisa mengangkat pamor kota penghasil oleh-oleh tersebut. Contoh klasik, adalah dodol Garut. Salah satu pentolannya adalah H.Elli Rahardja yang merintis pendirian dodol Sarinah. Kini produksi dodol itu sudah mencapai 1 ton dodol per hari. Di Garut sendiri ada sekitar 85 perusahaan penghasil dodol dengan total produksi sekitar 4000 an dodol telah ikut mengharumkan nama Garut. Dodol Picnic, salah satu dodol yang terkemuka di Garut, telah membuat nama kota ini mencorong di dunai sport Tanah Air dengan mensponsori klub balap sepeda.

KAGAK ADE MATINYE

Memang belum angka pasti seberapa besar bisnis oleh-oleh sebagai bagian dari industri (makanan). Namun kalau pertumbuhannya dapat disejajarkan dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman, dapat dikatakan bisnis oleh-oleh masih membuka peluang yang besar. Menurut data, industri makanan dan minuman di targetkan tumbuh 8% pada tahun ini. Tahun lalu industri ini tumbuh 7,22%, penjualan industri makanan dan minuman tahun 2007 ditargetkan Rp 140,6 triliun sementara pada tahun 2006 Rp 130,2 triliun. Sumbangan industri ini terhadap PDB Non migas tak bisa di anggap sepele, yaitu mencapai 27,55%.

Angka bisnis oleh-oleh tentu jauh dari angka industri itu. Namun berkaca dari eksistensinya di berbagai daerah, Bondan melihat potensinya sangat besar. “Sayangnya, saya harus berkali-kali mengatakan, Pemerintah tak punya perhatian dalam hal ini,” kata dia. jika melihat daya tahannya baik sebelum dan sesudah krisis, juga dapat menghadapi gempuran makanan dari luar, sebenarnya makanan khas daerah termasuk oleh-oleh, telah menunjukkan ketangguhannya. Bisnis ini bahkan dapat dikatakan sebagai bisnis yang kagak ada matiye.

Hal ini terjadi karena dari sisi permintaan, bidaya Indonesia yang menempatkan oleh-oleh sebagai sebuah kebutuhan. Sementara bagi mereka yang berada di kota besar, kerinduan pada daerah asal juga ikut menciptakan permintaan. Tak perlu diherankan bila selain memunculkan usaha yang mengkhususkan diri pada produksi satu jenis oleh-oleh tertentu, ia juga memunculkan usaha perantarannya, yakni toko-toko yang menjual aneka oleh-oleh dari berbagai daerah.

Dari sisi penawaran, bisnis oleh-oleh dapat dikatakan kagak ade matinye antara lain karena sifat alami industri itu sendiri. Hampir dapat dikatakan usaha oleh-oleh tidak mempunyai barrier to entry, sama seperti usaha makanan pada umumnya. Hampir tidak ada hambatan berarti untuk bisa masuk usaha ini sehingga menyebabkan persaingan sangat ketat.

Dari persaingan yang ketat itu kemudian muncul inovasi, dalam inovasi produk misalnya, Bondan melihat ada dua kecenderungan.Pertama, persinggungan industri oleh-oleh Indonesia dengan resep-resep luar telah memunculkan jenis-jenis oleh-oleh baru yang diminati. Ke dalam hal ini misalnya, bisa dijejerkan brownies kukus dari Bandung atau bolu kukus dari Medan. Brownies dan bolu sebetulnya bukan makanan khas Indonesia. Tetapi karena dibuat sesuai dengan lidah Indonesia plus dipopulerkan sebagai oleh-oleh, jadilah ia oleh-oleh khas kota pembuatnya.

Kedua,Persaingan diantara sesama pelaku industri plus dorongan berekspansi telah memunculkan inovasi lewat eskplorasi makanan asli Indonesia lalu memodifikasiknya. Bandeng Juwana di Semarang misalnya, tak lagi hanya memproduksi bandeng presto. Mereka juga memproduksi aneka oleh-oleh lain yang berbahan baku bandeng, mulai dari bandeng bakar, bandeng keju dan bandeng teriyak. Contoh lain, empuk durian yang berasal dari Riau, juga telah dibuat dengan berbagai aneka rasa, walau pun tetap berbasis durian.

Bersaman dengan inovasi pada produk, jalur pemasaran oleh-oleh juga makin banyak bentuknya. Memang ada juga yang masih memepertahankan jalur konservatif, semisal brownies kukus Amanda yang seluruh cabang-cabangnya di luar Bandung masih di kelola oleh keluarga. Namun, jalur non konvensional sudah banyak yang terbuka. Selain melalui sistem keagenan, sistem waralaba juga makin banyak diterapkan dalam bisnis oleh-oleh ini. Sementara untuk memperkuat jalur pemasaran juga sudah merambah dunia maya terlihat dari banyaknya toko-toko online yang menawarkan oleh-oleh khas daerah.

MASIH BANYAK YANG BISA DIGALI

Di luar oleh-oleh yang sudah populer dewasa ini, sesungguhnya masih banyak lagi jenis oleh-oleh tersebar di senatero Indonesia yang bisa membuka peluang bisnis. Di pulau Jawa saja, misalnya akan segera tampak warna-warni oleh-oleh yang punya fans masing-masing. Dari Purwokerto, misalnya ada kripik tempenya yang khas selain getuk goreng atau goreng belut. Dari Semarang ada roti Mandarin selain bandeng presto dan lumpia. Dari Bandung, jangan tanya lagi. Bejibun oleh-oleh dari sini,mulai dari pisang melon, kue susu, brownies kukus hingga yogurt.

Hanya saja, tantangannya juga tidak sedikit. Misalnya, banyak diantara produsen oleh-oleh khas itu justru enggan untuk berkembang atau menikmati usahanya sebagai bisnis rumahan saja. Sebuah usaha rumahan di Jawa Tengah, sudah seminggu tidak memproduksi oleh-oleh khas bikinan mereka yang terkenal, karena sang ayah menderita sakit. Artinya, produksinya masih sangat tergantung pada satu orang.

Tantangan lain yang bersifat teknis adalah dalam soal pengemasan. Salah satu prasyarat oleh-oleh adalah ia mestinya tahan lama dan praktis dibawa. Ada banyak makanan khas Indonesia yang sangat digemari tetapi karena terkendala dalam pengemasannya akhirnya tidak bisa berkembang sebagai oleh-oleh. Misalnya, Di Manado banyak sekali makanan yang enak, seperti kue klappertaart. “Tetapi karena tidak terlalu praktis untuk dibawa bepergian jauh, akhirnya ia tidak populer sebagai oleh-oleh dari Manado,” kata Bandon.

Sumber: Bisnis UKM

Membuat Kerupuk Udang


Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya juga relatif terjangkau. Secara umum kerupuk adalah bahan kering yang berupa lempengan tipis yang terbuat dari bahan baku seperti ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

Akan tetapi saat ini begitu banyak kerupuk yang menggunakan bahan-bahan pangawet yang tidak diizinkan atau membahayakan konsumen, seperti penggunaan boraks. Padahal untuk pembuatan semua jenis kerupuk sama sekali tidak memerlukan bahan pengawet dalam pembuatannya.

Alat Pembuat Kerupuk Udang

Untuk membuat adonan kerupuk udang tidaklah terlalu sulit dan alat-alat yang dibutuhkan juga tidak terlalu rumit. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah udang sebagai bahan utama dan bahan-bahan tambahannya seperti tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih garam dan juga bleng (sejenis garam yang berfungsi sebagai media pengawet tetapi lebih aman dibandingkan dengan boraks).

Alat-alat yang dibutuhkan untuk pembuatan dalam jumlah kecil tidak terlalu banyak dan dapat menggunakan alat dapur sederhana seperti baskom, tampah, cobek dan juga loyang. Semua alat tersebut dapat kita beli di pasar atau toko terdekat. Sedangkan untuk produksi dalam skala besar biasa menggunakan alat penghancur udang/ikan, alat pelembut bahan-bahan, pencetak, alat pengukus ukuran besar, mesin pemotong dan juga oven.

Bila anda ingin mencoba membuat kerupuk udang, langkah-langkah sederhananya adalah sebagai berikut :

Bahan
Udang segar sebanyak 3/4 kg.
Garam
Tepung Tapioka
Telur Ayam
Bawang Putih
Bawang Merah
Bawang Daun
Ketumbar

Alat
Panci
Pisau
Pengaduk
Kompor
Nampan atau Wadah Pengering

Cara Membuat Kerupuk Udang :
Udang/Daging Ikan Ditumbuk Halus, Tambahkan Bumbu, Garam, Gula Dan Air Secukupnya.
Tambahkan Tepung Tapoka Dan Telur, Diaduk Rata Dan Adonan Padat/Kompak.
Adonan Dibentuk Bulat Dan Panjang Seperti Lontong
Lontong Adonan Dikukus Sekitar 2 Jam
Setelah Cukup Matang, Diangkat Dan Dibiarkan Dingin
Lontongan Diiris Tipis-tipis
Irisan Dijemur Selama 2-3 Hari Sampai Kering
Kerupuk Ikan Siap Digoreng.

TIPS MENINGKATKAN NILAI TAMBAH KERUPUK

Untuk memberi nilai tambah, kerupuk udang tidak hanya di jual dalam keadaan setengah pakai saja, tetapi juga dalam keadaan siap makan atau sudah digoreng. Karena bila di jual dalam keadaan matang dirasa bisa jauh lebih menguntungkan.Tetapi yang harus diperhatikan bila menjual kerupuk udang dalam keadaan siap makan adalah penggunaan minyak goreng yang dipakai, karena bila minyak goreng telah digunakan lebih dari tiga kali justru akan memberi kerupuk udang yang dihasilkan mudah cepat tengik. Hal ini dikarenakan minyak goreng yang dipakai sudah rusak, sehingga pengulangan penggunaan minyak goreng sebaiknya dibatasi.

Selain itu dalam hal kemasan, untuk meningkatkan nilai jual sebaiknya dibuatkan kemasan yang unik dan transparant. Pilih gambar dan warna yang pas serta design yang mampu mengundang selera konsumen untuk membelinya.

Sumber : Bisnis UKM

Peluang Usaha Kaos Motivasi


Peluang usaha itu bisa lahir salah satunya karena ada kreatifitas, atau sebut saja peluang usaha kreatif Orang-orang yang sukses kebanyakan adalah orang-orang yang kreatif. Anda tentu masih ingat pabrik kaos kata-kata dari Jogja .. yaa dagadu. Dengan modal kreatifitas tinggi dagadu bisa menciptakan peluang bisnis kaos kata-kata yang banyak diminati. Bahkan kalau pergi ke Jogja .. rasanya belum sreg kalau belum membeli kaos dagadu.

Nah itu dagadu .. sekarang ada juga kreatifitas lain yang lahir dari penggunaan kata-kata. Lebih spesifik dan sangat menarik yaitu produk kaos kata-kata motivasi. Banyak orang termasuk mungkin juga anda notabene pasti suka dengan hal-hal yang berbau motivasi, termasuk diantaranya kata-kata motivasi.

Kata-kata motivasi secara tidak langsung bisa memberikan semacam energi yang membuat kita bersemangat. Bahkan orang Jepang sudah terbiasa menggunakan kata-kata motivasi untuk menyemangati hidupnya dengan repetitive action. Maksudnya kata-kata motivasi itu di ucapkan secara berulang-ulang setiap hari, misal dengan meneriakkan yel-yel “Saya Juara” 10 x setiap hari.

Nah untuk anda yang sedang mencari peluang usaha atau usaha sampingan tapi modal terbatas , ini kesempatan yang baik untuk anda. Maksudnya? Yaa .. anda bisa mencoba peluang usaha kaos motivasi dari Kaosmotivasi.com

Anda bisa bergabung menjadi agen atau reseller. Persyaratannya mudah dan anda pun bisa mendapatkan Gratis Katalog dan bonus stiker motivasi. Tertarik? Silahkan cek langsung di situsnya kaosmotivasi.com

Semoga bermanfaat.
Sukses untuk anda.


“Kaos kata-kata motivasi Dosis tinggi & PENUH ENERGI yang akan membuat SEMANGAT ANDA berkobar-kobar sepanjang hari.” Kaosmotivasi.com

Sumber : usaha-sampingan.net