Kamis, 22 Maret 2012

Usaha Kripik Ceker


Dewasa ini telah banyak dimanfaatkan hasil-hasil samping (By Produk) dari produksi ternak menjadi produksi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, misalnya saja bulu unggas yang kemudian diolah menjadi bola bulu tangkis atau “Kok”, atau bahan untuk membuat lukisan, kulit ternak dibuat tas, sepatu dan bahan-bahan asesoris lainnya, usus ayam dibuat kripik usus b ahkan cekernya juga dibuat kripik yang cita rasanya tidak kalah dengan rambak kulit sapi atau yang lainnya.
Kesemuanya ini membuktikan bahwa masyarakat kita telah mampu meningkatkan nilai tambah dari “By Produk” hasil pembudidayaan hasil ternak untuk menambah penghasilan yang lebih baik.
“Ceker ayam” yang merupakan hasil samping dari rumah potong ayam atau pengusaha ayam potong yang dijual dalam bentuk sudah disembelih dan dibersihkan bulunya selama ini praktis hanya digunakan untuk masak sup atau direbus untuk diambil kuahnya atau kaldunya saja. Padahal cakar ayam dapat didayagunakan untuk mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Jenis makanan yang berasal dari hasil samping budi daya ayam termasuk kripik ayam ini mulai banyak diproduksi di daerah-daerah yang banyak menghasilkan ayam broiler misalnya di Jawa Timur; Kabupaten Sidoarjo, Jombang, Mojokerto. Untuk Kabupaten Sidoarjo budi daya ini dilakukan oleh masyarakat wilayah Kecamatan Krian sudah ada pedagangnya, dan memasok ceker ayam terbatas di daerah kota besar Surabaya. Harganya pun cukup mengundang minat bagi yang ingin memproduksinya untuk dijadikan kripik ceker ayam yaitu anatara Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kilogramnya.
Ukuran kulit ceker (kaki) ayam potong ini panjangnya 11 cm dangan lebar 4cm dan tebal kulit 0,8 mm, sedangkan kandungan gizinya adalah kadar air 65,90%, kadar protein 22,98%, kadar lemak 5,60%, kadar abu 3,03%, lain-lain 2,03%.
Mengolah Ceker Ayam
Sebelum mengolah ceker ayam , pemilihan ceker ayam sangat perlu diperhatikan agar diperoleh kwaliats kripik ceker yang diharapkan dan mempunyai nilai tinggi. Pilih ceker ayam yang utuh, tidak luka atau bekas penyakit kulit. Selain itu, pililah ceker ayam yang baru dipotong sekurang-kurangnya 8 jam setelah dipotong.
Apabila sudah lebih dari 8 jam sejak pemotongan, biasanya mulai banyak ditumbuhi oleh bakteri dan mikroornanisme sehingga mudah rusak saat proses pengulitan dan pemasakan.
Proses Pembuatan Kripik Ceker Ayam
1. Pilih satu persatu ceker ayam yang akan dibuat kripik
2. Cuci bersih ceker ayam dengan air yang mengalir
3. Rendam dengan air kapur sebanyak 2 persen dari berat semua ceker ayam selama 4 jam, fungsi kapur untuk kerenyahan /keempukan
4. Cuci kembali dengan air yang mengalir sampai bersih sambil dibuang kulit arinya yang berwarna kekuningan
5. Masukkan kedalam panic berisi air dingin kemudian dipanaskan hingga air mengeluarkan gelembung-gelumbung kecil (tidak sampai mendidih)
6. Lakukan pengujian kulit dengan menusukkan garpu pada ceker ayam, apabila garpu mudah ditusukkan maka ceker ayam maka kulit sudah masak
7. Tiriskan selama 10 menit agar mudah melakukan pengulitan
8. Kuliti ceker ayam dengan menggunaka gunting atau pisauhttp://www.blogger.com/img/blank.gif
9. Rendam kulit ceker ayam dalam bumbu yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, kunyit dan garam
10. Jemur kulit ceker ayam dengan bagian luar berada dibagian bawah (agar mudah mengambilnya setelah kering)hingga kering
11. Kulit ceker ayam yang telah kering kemudian digoreng dalam minyak goreng hingga terendam, sehingga akan menghasilkan gorengan yang empuk dan renyah
Kripik ceker ayam ini memiliki rasa asin dan gurih seperti lanyaknya kripik usus ayam yang telah banyak dipasarkan, hanya saja pada pembuatan kripik ceker tersebut harus lebih membutuhkan ketrampilan dalam menguliti ceker ayam sehingga bisa menghasilkan guntingan/potongan kulit yang baik dan utuhUntuk membuat 1 kilogram kripik ceker ini hanyak dibutuhkan kurang lebih 8 kilogram ceker ayam segar.

Sumber : kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar