Tampilkan postingan dengan label usaha jasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label usaha jasa. Tampilkan semua postingan

Senin, 31 Oktober 2011

Usaha Service AC Rumah Tangga


Cuaca panas menciptakan fenomena ketergantungan masyarakat pada perangkat penyejuk udara atau biasa disebut air conditioning (AC). Budaya yang semula hanya menjangkiti warga kelas menengah atas ini seiring waktu menular pada kalangan menengah.

AC dengan harga yang tadinya hanya bisa dijangkau warga berpenghasilan besar masuk dalam golongan kebutuhan tersier. Namun kini, dengan semakin tingginya permintaan akan penyejuk udara ini, AC mulai naik tingkat menjadi kebutuhan sekunder dengan jumlah pemakai yang semakin bertambah setiap tahunnya. Bagi kalangan tertentu, bertambahnya jumlah pemakai AC terutama di lingkungan perumahan menjadi peluang bisnis berpotensi tinggi.

Bisnis yang bisa dibidik dari konsumsi AC rumah tangga adalah usaha servis AC. Mengingat selain memberikan kesejukan dalam sebuah ruangan, AC juga erat kaitannya dengan sirkulasi udara yang dihirup oleh anggota keluarga. Maka penting sekali memerhatikan kebersihan AC dan disarankan untuk menservisnya setiap 3 bulan sekali.

Lalu apa saja yang harus disiapkan pelaku bisnis yang berminat terjun dalam usaha ini? Karena modal dan perlengkapan yang dibutuhkan tak terlalu besar, usaha ini bisa dikelola sebagai usaha rumahan. Bagi yang tertarik dengan bisnis ini perlu untuk menyiapkan :
1. Peralatan yang memadai.
Seperti kompresor yang dapat menyemprotkan air untuk membuang segenap debu atau kotoran di dalam AC, plastik besar untuk menadah kotoran saat AC disemprot air, kabel, obeng, dll.
2. Staf.
Bagi pemula, Anda bisa mengajak saudara atau kerabat untuk membantu pekerjaan membersihkan AC tersebut. Bila usaha sudah maju, Anda layak mempekerjakan beberapa orang karyawan dengan wilayah target yang berbeda.
3. Kendaraan.
Ada baiknya memakai kendaraan roda dua atau motor bila jangkauan market Anda di area Jabodetabek yang sarat akan kemacetan. Sebagai bagian dari pelayanan konsumen, tepat jadwal perlu ditegakkan dan sebaliknya keterlambatan perlu dihindari bila usaha Anda ingin sukses. Jangan membiarkan konsumen menunggu terlalu lama karena Anda terjebak oleh kemacetan. Ingat, persaingan di dalam dunia bisnis ini pun telah semakin ketat.
4. Wawasan mengenai seluk beluk AC.
Bila usaha perawatan AC sukses bukan tak mungkin bisnis ini berkembang dengan membuka peluang baru yakni memperbaiki AC yang rusak. Sebagai persiapan ke arah sana, pelaku usaha harus mengenal seluk beluk mesin AC dan mengadakan relasi dengan distributor atau pabrik pengadaan AC untuk penyediaan spare part.

Walau persaingan terus membayangi, potensi bisnis servis AC masih cukup menjanjikan. Pertumbuhan jumlah penduduk di tanah air yang diikuti dengan meningkatnya daya beli masyarakat membuka prospek bisnis yang cerah dan menguntungkan. Memasang tarif antara Rp30 ribu sampai Rp50 ribu untuk setiap jasa membersihkan AC, bisnis ini layak dibidik untuk beberapa tahun ke depan.

Sumber : Ciputra Entrepreneurship

Dengan Teknologi, Kayla Barnes Sukses Berbisnis PR


Gadis yang baru berusia 21 tahun ini memulai debut berbisnisnya tiga tahun lalu. Perusahaan miliknya bergerak di bidang public relations (PR). Dengan cerdiknya, ia menangkap peluang dari sejumlah kebutuhan berbasis media dan iklan video (online) di kawasan Cleveland dan Lorain County, Amerika Serikat. Berawal dari segelintir klien dan memasarkan dengan sistem “dari-mulut-ke-mulut”, gadis berambut pirang panjang ini sukses memiliki 12 klien besar dan membuka cabang di Malibu, New York serta Chicago.

Kayla Barnes adalah nama entrepreneur muda tersebut. Mahasiswi Lorain County Community College ini memanfaatkan teknologi yang mumpuni dalam mengelola bisnisnya. Tak lama setelah berkecimpung dengan dunia PR, Kayla tertarik membuat website. Tapi, ia tidak merasa puas dengan tampilan website-nya tersebut lalu bereksperimen dengan cara mengutak-atiknya sedemikian rupa hingga pada akhirnya ia justru meraih pujian dari hasil uji cobanya itu. Alhasil, sejumlah tawaran untuk membuat website diterima tak lama sesudahnya. Berbuntut dari situ, Kayla kemudian terlihat sibuk menangani pembuatan lima website dan juga menciptakan beberapa aplikasi di telepon seluler.

Baginya, teknologi menyimpan segudang peluang yang sangat besar untuk memeroleh profit. Ia selalu menekankan kepada para kliennya untuk menerapkan marketing berdasarkan pada perkembangan zaman, misalnya dengan memanfaatkan media sosial dalam meningkatkan bisnis. Kayla optimis dalam beberapa tahun ke depan, media sosial tetap berperan dalam kemajuan bisnis.

Walau online telah terbukti mendatangkan pendapatan baginya namun media cetak tetap disukainya. “Saya tetap menyukai media cetak. Menurut saya, majalah sangat hebat, tapi majalah online lebih ramah lingkungan, lebih berkelanjutan dan bisa menjaga planet dengan tak menebang pohon untuk menghasilkan kertas,” jelas Kayla kepada situs The Chronicle-Telegram seperti dikutip oleh CiputraEntrepreneurship.com. Kayla menambahkan, “Marketing tradisional memang belum punah namun Anda harus melakukan kombinasi yang sempurna (yakni memadukannya dengan teknologi) jika ingin menjadi nomor satu.”

Klien-klien Kayla sebagian besar adalah koki ternama yang memiliki agenda rutin menyuguhkan hidangan di acara-acara amal yang kebanyakan diadakan oleh selebriti. Ia menawarkan jasa public relations yang sangat luas kepada klien-kliennya, mulai dari melahirkan brand, mempopulerkan brand, menciptakan ide inovatif hingga mengeksekusinya. Ia juga membuat profil perusahaan dengan pendekatan publikasi yang berbeda, memanfaatkan publikasi melalui web, berusaha membuat kliennya dikenal khalayak luas, memikirkan strategi penjualan produk klien, merencanakan event, mendesain web, menawarkan konsultasi mengenai media sosial, memproduksi video untuk kepentingan komersial dan lain sebagainya.

Perempuan yang hobi berkunjung ke restoran ini mengaku bahwa menjadi entrepreneur muda, terutama saat memulainya di usia 18 tahun seperti dirinya, tidaklah mudah. Tetapi ketika ia telah hanyut di dalamnya dan melakukan hal-hal yang memang menjadi passion-nya, baginya semua berubah menjadi menyenangkan dan iapun merasa ingin terus melakukannya. (*/ely)

Sumber : Ciputra Entrepreneurship