Tampilkan postingan dengan label software accurate. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label software accurate. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 April 2012

Usaha Sarang Burung Walet


Berikut ini adalah serba-serbi budidaya burung walet dimulai dengan sejarah singkat burung walet, sentra budidaya burung walet, jenis-jenis burung walet, manfaat burung walet, persyaratan lokasi budidaya burung walet, pedoman teknis budidaya burung walet, hama dan penyakit burung walet dan lain-lain.

1. SEJARAH SINGKAT

Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.

2. SENTRA PERIKANAN

Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah

3. JENIS

Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorder : Apomorphae
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga

4. MANFAAT

Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.

5. PERSYARATAN LOKASI

Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:

1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Suhu, Kelembaban dan Penerangan
Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %. Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:
1. Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm
2. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
3. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.
4. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
5. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet.
2. Bentuk dan Konstruksi Gedung
Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai 10×20 m 2 . Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
2. Pembibitan
Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet.
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.
1. Memilih Telur Walet
Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
* Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.
* Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
* Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm dengan berat 1,97 gram. Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang baik mempunyai
kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas dilakukan dengan peneropongan.
2. Membawa Telur Walet
Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa telur yang masih muda atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup.
Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan telur mati. Telur muda memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.
3. Penetasan Telur Walet
1. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.
Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan telur walet. Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tisue untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti tidak mau mengeraminya. Penggantian telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari makan. Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta mencari makan.
2. Menetaskan telur walet pada mesin penetas
Suhu mesin penetas sekitar 40 ° C dengan kelembaban 70%. Untuk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap. Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15
hari telur akan menetas.
3. Pemeliharaan
1. Perawatan Ternak
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.
2. Sumber Pakan
Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:
1. menanam tanaman dengan tumpang sari.
2. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
3. membuat kolam dipekarangan rumah walet.
4. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.
3. Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung.

7. HAMA DAN PENYAKIT

1. Tikus
Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman.
Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
2. Semut
Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur.
Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.
3. Kecoa
Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna.
Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.
4. Cicak dan Tokek
Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet.
Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.

8. PANEN

Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:

1. Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.
2. Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
3. Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.

Adapun waktu panen adalah:

1. Panen 4 kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.
2. Panen 3 kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.
3. Panen 2 kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet.

9. PASCAPANEN

Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya burung walet di daerah Jawa Barat tahun 1999:
1. Modal tetap
1. Gedung Rp. 13.000.000,-
2. Renovasi gedung Rp. 10.000.000,-
3. Perlengkapan Rp. 500.000,-
Jumlah modal tetap Rp. 23.500.000,-
Biaya penyusutan/bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bln ( 5 th) Rp. 391.667,-
2. Modal Kerja
1. Biaya Pengadaan
* Telur Walet 500 butir @ Rp. 5.000,- Rp. 500.000,-
* Transportasi Rp. 100.000,-
* Makan Rp. 50.000,-
2. Biaya Kerja
* Pelihara kandang/bln@ Rp. 5000,- x 3 bln Rp. 15.000,-
* Panen Rp. 20.000,-
Jumlah biaya 1x produksi:Rp. 650.000,-+Rp. 35.000,- Rp. 685.000,-
3. Jumlah modal yang dibutuhkan pada awal Produksi
1. Modal tetap Rp. 13.500.000,-
2. Modal kerja 1x Produksi Rp. 685.000,-
Jumlah modal Rp. 14.185.000,-
4. Kapasitas produksi untuk 5 tahun 1 kali produksi :
1. sarang burung walet menghasilkan 1 kg
2. sarang burung sriti menghasilkan 15 kg
3. untuk 1 tahun, 4 kali produksi, menghasilkan :
* sarang burung walet 4 kg
* sarang burung sriti 60 kg
4. untuk 5 tahun, 20 kali produksi, menghasilkan :
* sarang burung walet 20 kg
* sarang burung sriti 300 kg
5. Biaya produksi
1. Biaya tetap per bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bulan Rp. 391.667,-
2. Biaya tidak tetap Rp. 685.000,-
Total Biaya Produksi per bulan Rp. 1.076.667,-
Jumlah produksiRp.1.076.667:16 kg (walet dan sriti) Rp. 67.292,-
6. Penjualan
1. sarang burung walet 1 kg Rp. 17.000.000,-
2. sarang burung sriti 15 kg Rp. 3.000.000,-
Untuk 1 kali produksi Rp. 20.000.000,-Untuk 5 tahun
1. sarang burung walet 20 kg Rp. 340.000.000,-
2. sarang burung sriti 300 kg Rp. 60.000.000,-
Jumlah penjualan Rp. 400.000.000,-
7. Break Even Point
1. Pendapatan selama 5 Tahun Rp. 400.000.000,-
2. Biaya produksi selama 5 th Rp. 1.076.667 x 60 bln Rp. 64.600.000,-
3. Keuntungan selama 5 tahun Rp. 335.400.000,-
4. Keuntungan bersih per produksi 335.400.000 : 60 bln Rp. 5.590.000,-
5. .BEP 232.919
8. Tingkat Pengembalian Modal 3 bulan (1 x produksi)
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya sarang burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif.

11. DAFTAR PUSTAKA

1. Chantler, P. & G. Driessens. Swift : A guide to the Swift an Treeswift of the World. Pica Press, the Banks. East Sussex, 1995.
2. Mackinnon, John. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.
3. Nazaruddin & A. Widodo. Sukses Merumahkan Walet. Cet. 2. Jakarta: Penebar Swadaya, 1998.
4. Tim Penulis PS. Budidaya dan Bisnis Sarang Walet. Cet. 4. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994.

12. KONTAK HUBUNGAN

1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Omkicau

Senin, 09 April 2012

Peluang Usaha Agen Frozen Seafood


Oishii Kenko menawarkan peluang usaha menjadi agen produk sea food beku (frozen sea food). Ada beberapa produk yang ditawarkan antara lain: spring roll udang, tail on shrimp dumpling, kekian udang, crispy seafood deli, martabak udang, drumb stick, tail on shrimp roll, pastel udang, siomay udang, nugget kepiting, nugget udang, mini ekado, ebi furai.

Sea food produk Oishii Kenko yang dikemas dalam bentuk beku ini lebih praktis dan mudah dalam penjualan. Produk sea food juga mempunyai peluang pasar yang cukup tinggi sehingga bisa menjadi pilihan bisnis yang tepat.

Produk ini juga sudah mendapatkan serfikat halal dari LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sehingga tidak perlu meragukan kehalalan produk tersebut.

Peluang usaha agen frozen sea food yang ditawarkan Oishii Kenko ini terbuka luas ke seluruh Indonesia. Dengan modal mulai dari 2 juta-an, Anda akan mendapatkan produk-produk sea food beku yang siap jual, katalog produk dan banner untuk promosi tempat usaha Anda.

Jangan sia-siakan peluang usaha ini, jika Anda berminat untuk menjadi agen silahkan hubungi:
Oishii Kenko
Ridla Kurnia
Jl. Banyu Urip Lor 3C / 11 Surabaya
Telp. 031 - 5314129, 031-77549020, 081230094798

Sumber : Promo UKM

Kamis, 22 Maret 2012

Usaha Kripik Bayam


Bingung menentukan usaha apa yang akan dilakukan? Usaha Keripik bayam barangkali sesuai dengan kebutuhan anda. Bisnis keripik bayam menjadi alternatif bisnis bagi anda karena cukup mudah diakukan. Selain itu menekunis bisnis keripik bayam tidak memerlukan modal usaha yang besar. Cukup dengan modal yang kecil sudah bisa menjalankan usaha ini. Keripik bayam merupakan makanan camilan alternatif dari sekian banyak makanan camilan. Meski sebagai makanan camilan, keripik bayam mengandung gizi yang cukup besar, karena bayam sendiri dikenal memiliki gizi yang tinggi.

Peluang usaha bisnis keripik bayam cukup terbuka, mengingat minat masyarakat akan makanan ini cukup besar. Disamping itu bahan baku bayam cukup banyak tersedia di sekitar kita. Dapat diperoleh dengan mudah dan harganya murah.
Analisa Usaha Sederhana Keripik Bayam

Untuk memulai usaha keripik bayam ini berikut analisa bisnis secara sederhana saja. Untuk kapasitas produksi yang lebih besar tinggal menyesuaikan saja. Misalnya saja Modal Anda adalah sebesar : Rp.20.000, maka yang bisa dilakukan untuk bisnis keripik bayam ini adalah sebagai berikut :

A. Pengeluaran Untuk Usaha Keripik Bayam

Membeli 4 ikat bayam : Rp.2000

Tepung kanji : Rp 2000

Minyak goreng kecil : Rp. 6.000

Bumbu-bumbu penyedap (bawang putih,ketumbar, kemiri, kunyit,dan bumbu penyedap) : Rp.3.000

Plastik kecil untuk membungkus : Rp.5.000 (isi 100)

Total Pengeluaran : Rp.18.000

B. Pemasukan dari Usaha Keripik Bayam
Sekarang mari mengalkulasikan biayanya :

Jika dalam seikat bayam Anda mampu membuat 3 bungkus bayam yang di dalam bungkus tersebut terdapat 10 lembar daun bayam yang dihargai Rp, 3.000

Maka untuk 4 ikat bayam Anda dapat membuat 12 bungkus bayam, maka omset yang Anda peroleh adalah Rp.36.000, Anda akan mendapat untung Rp.16.000.
Pemasaran Usaha Keripik Bayamhttp://www.blogger.com/img/blank.gif

Pemasaran usaha keripik bayam cukup mudah dan sederhana. Sebagai makanan camilan keripik bayam dapat dipasarkan melalui warung-warung di sekitar anda dengan model konsinyasi(titip jual). Jika kualitas keripik bayam sudah bagus dan konsisten dalam hal mutu, serta sudah memiliki label dari dinkes anda dapat memasarkan keripik bayam di supermarket. Untuk memasarkan di pasar modern seperti supermarket memang memerlukan cara-cara tersendiri.(Galeriukm).

Sumber: galeri ukm

http://www.ukmptk.com/~artikel/bisnis/resep-keripik-bayam-buat-yang-mau-berbisnis-tanpa-modal-besar?page=0%2C0%2C4

Usaha Kripik Ceker


Dewasa ini telah banyak dimanfaatkan hasil-hasil samping (By Produk) dari produksi ternak menjadi produksi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, misalnya saja bulu unggas yang kemudian diolah menjadi bola bulu tangkis atau “Kok”, atau bahan untuk membuat lukisan, kulit ternak dibuat tas, sepatu dan bahan-bahan asesoris lainnya, usus ayam dibuat kripik usus b ahkan cekernya juga dibuat kripik yang cita rasanya tidak kalah dengan rambak kulit sapi atau yang lainnya.
Kesemuanya ini membuktikan bahwa masyarakat kita telah mampu meningkatkan nilai tambah dari “By Produk” hasil pembudidayaan hasil ternak untuk menambah penghasilan yang lebih baik.
“Ceker ayam” yang merupakan hasil samping dari rumah potong ayam atau pengusaha ayam potong yang dijual dalam bentuk sudah disembelih dan dibersihkan bulunya selama ini praktis hanya digunakan untuk masak sup atau direbus untuk diambil kuahnya atau kaldunya saja. Padahal cakar ayam dapat didayagunakan untuk mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Jenis makanan yang berasal dari hasil samping budi daya ayam termasuk kripik ayam ini mulai banyak diproduksi di daerah-daerah yang banyak menghasilkan ayam broiler misalnya di Jawa Timur; Kabupaten Sidoarjo, Jombang, Mojokerto. Untuk Kabupaten Sidoarjo budi daya ini dilakukan oleh masyarakat wilayah Kecamatan Krian sudah ada pedagangnya, dan memasok ceker ayam terbatas di daerah kota besar Surabaya. Harganya pun cukup mengundang minat bagi yang ingin memproduksinya untuk dijadikan kripik ceker ayam yaitu anatara Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kilogramnya.
Ukuran kulit ceker (kaki) ayam potong ini panjangnya 11 cm dangan lebar 4cm dan tebal kulit 0,8 mm, sedangkan kandungan gizinya adalah kadar air 65,90%, kadar protein 22,98%, kadar lemak 5,60%, kadar abu 3,03%, lain-lain 2,03%.
Mengolah Ceker Ayam
Sebelum mengolah ceker ayam , pemilihan ceker ayam sangat perlu diperhatikan agar diperoleh kwaliats kripik ceker yang diharapkan dan mempunyai nilai tinggi. Pilih ceker ayam yang utuh, tidak luka atau bekas penyakit kulit. Selain itu, pililah ceker ayam yang baru dipotong sekurang-kurangnya 8 jam setelah dipotong.
Apabila sudah lebih dari 8 jam sejak pemotongan, biasanya mulai banyak ditumbuhi oleh bakteri dan mikroornanisme sehingga mudah rusak saat proses pengulitan dan pemasakan.
Proses Pembuatan Kripik Ceker Ayam
1. Pilih satu persatu ceker ayam yang akan dibuat kripik
2. Cuci bersih ceker ayam dengan air yang mengalir
3. Rendam dengan air kapur sebanyak 2 persen dari berat semua ceker ayam selama 4 jam, fungsi kapur untuk kerenyahan /keempukan
4. Cuci kembali dengan air yang mengalir sampai bersih sambil dibuang kulit arinya yang berwarna kekuningan
5. Masukkan kedalam panic berisi air dingin kemudian dipanaskan hingga air mengeluarkan gelembung-gelumbung kecil (tidak sampai mendidih)
6. Lakukan pengujian kulit dengan menusukkan garpu pada ceker ayam, apabila garpu mudah ditusukkan maka ceker ayam maka kulit sudah masak
7. Tiriskan selama 10 menit agar mudah melakukan pengulitan
8. Kuliti ceker ayam dengan menggunaka gunting atau pisauhttp://www.blogger.com/img/blank.gif
9. Rendam kulit ceker ayam dalam bumbu yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, kunyit dan garam
10. Jemur kulit ceker ayam dengan bagian luar berada dibagian bawah (agar mudah mengambilnya setelah kering)hingga kering
11. Kulit ceker ayam yang telah kering kemudian digoreng dalam minyak goreng hingga terendam, sehingga akan menghasilkan gorengan yang empuk dan renyah
Kripik ceker ayam ini memiliki rasa asin dan gurih seperti lanyaknya kripik usus ayam yang telah banyak dipasarkan, hanya saja pada pembuatan kripik ceker tersebut harus lebih membutuhkan ketrampilan dalam menguliti ceker ayam sehingga bisa menghasilkan guntingan/potongan kulit yang baik dan utuhUntuk membuat 1 kilogram kripik ceker ini hanyak dibutuhkan kurang lebih 8 kilogram ceker ayam segar.

Sumber : kompasiana