Selasa, 16 Agustus 2011

Perjalan kehidupan Osama Bin Laden yang sebenarnya

Gurun tanpa air


Orang mengenal Osama bin Laden sebagai buron teroris nomor wahid di dunia. Jarang sekali orang mengetahui sisi lain dari kehidupan Osama. Istri pertama Osama, Najwa bin Laden menguak realitas lain. Najwa mengatakan, Osama adalah sosok ayah yang sangat disiplin. Osama tak ragu memuluk anaknya yang tersenyum sengat lebar, hingga terlihat deret giginya.

Di sisi lain Osama punya kegemaran berkebun bunga matahari dan menganggap mobil sportnya selayak isteri pertamanya. Di rumahnya, Osama mengharamkan pemakaian alat-alat elektronik. Dia juga memerintahkan anak-anak lelakinya mendaki gunung pasir di gurun tanpa membawa air. Tujuannya, agar sang anak kuat. Bukan tanpa alasan, Osama berlaku keras pada keluarganya. Itu terkait keputusan Osama untuk menyingkir ke Sudan, sebagai bentuk perlawanan pad akeluarga kerajaan Arab yang mempersilahkan tentara AS bermarkas di sana.

Belajar tidur di tempat terbuka dan tak nyaman, serta mendaki gurun pasir, bagi Osama adalah cara dia guna mempersiapkan anak-anaknya dalam menghadapi kehidupan yang sulit dank eras.

Najwa (saat itu 15 tahun) menikahi Bin Laden, saat itu ia berusia 17 tahun. Perkawinan itu membuahkan tujuh anak lelaki dan empat anak perempuan. Najwa bukan satu-satunya istri. Osama memiliki total enam istri yang ditempatkan di rumah-rumah terpisah di Arab Saudi dan Sudan. Peraturan yang diberlakukan untuk keenam istrinya sama, mereka tak boleh menggunakan peralatan elektronik.

“Ayahku tak akan mengijinkan ibu untuk menyalakan pendingin udara, meski AC sudah terpasang di apartemen kami”, kata putra Osama, Omar, seperti dimulat oleh halaman Telgraph. “Dia juga tak mengizinkanibu menggunakan kulkas yang berdiri di dapur”, tambahnya.

Namun, ada satu hal dalam diri Osama yang membanggakan anak-anaknya. Osama kata Omar, jago matematika. Osama bahkan gemar menguji kecepatan hitungnya dengan kalkulator.

“Ayah saya sangat terkenal punya kemampuan hebat di matematika. Banyak yang dating ke rumah sambil membawa kalkulator dan menantang kemampuannya,” tutor Omar

Menurut Najwa, dia dan Osama pernah pergi ke AS pada tahun 1979, pasca revolusi Iran. Di AS Osama bertemu dengan Abdullah Azzan, ulama radikal Palestina yang lantas menjadi guru spritiualnya. Setelah itu, Osama pergi ke Afganistan, membantu kelompok perlawanan terhadap Uni Soviet. Salah satu tujuannya pergi ke Afganistan, sangat romantic, agar bisa menceritakan pada anak-anaknya kisah kepahlawanannya dalam perang. Namun, ketika kembali dari Afgan ceritanya berbeda, Osama menjadi sosok yang kaku.

Dalam buku yang ditulis oleh Najwa, Osama punya satu mobil Mercedes berwarna emas dan speedboat. “Tak ada hal yang memuaskan untuknya selain negebut di gurun, lalu dia akan meninggalkan mobilnya dan berjalan di gurun”, katanya.

“Hobi favoritnya adalah berkebun. Menanam Jagung terbaik dan bunga matahari yang besar,” tambah Najwa.

Tak mau tertangkap

Osama Bin Ladin bersumpah bahwa dirinya tak mau tertanggak hidup-hidup dan telah menyiapkan pistol dengan dua butir peluru pada pengawalnya untuk menembaknyanya seandainya dia tertangkap. Demikian menurut buku baru berita wawancara dengan orang yang mengenal pemipin Al-Qaeda tersebut.

Menyusul serangan 2001 atas Amerika Serikat yang dilakukan oleh Al-Qaidah, pemerintah Bush banyak mengaitkan antara Sadam dan organisasi Bin Ladin itu, dengan menyatakan kaitan itu sebagai pembenaran bagi invasi ke Irak pada tahun 2003.

Penulis biografi Bin Ladin, Hamid Mir dari Pakistan mengungkapkan kepada Bergen bahwa ketika ia mewawancarai Bin Laden, pemimpin Al-Qaeda itu “mengutuk Saddam Hussein.

Dalam wawancara dengan Bergen, mantan pengawal utama Bin Ladin mengatakan, “Sheikh Osama memberikan saya sepucuk pistol dan menjadikan saya pengawal pribadinya. Pistol tersebut hanya berisi dua peluru, agar saya menembak Sheikh Osama bila kami terkepung atau dirinya jatuh ke tangan musuh, sehingga ia tidak tertangkap hdup-hidup”.

Bergen, yang bertemu Bin Laden pada tahun 1997, mewawancari lebihd ari 50 orang selama delapan tahun untuk menghasilkan buku yang akan dipublikasikannya. Benarkah yang ditemukan itu jenazah Osama, Entah lah?

Sumber: Koran Kedaulatan Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar