Kamis, 30 Juni 2011

Kisah sisi buram dari Pergaulan dan Gaya Hidup

Pergaulan dan gaya hidup sering membuat orang hanyut. Susi, nama samaran wanita berumur 40 tahun ini. Posturnya tinggi langsing berwajah manis plus suport ekonomi keluarga, memungkinkannya dapat melebarkan sayap pergaulan.

Terbiasa bebas bergaul, membuat rumah tangga yang dibanggunnnya bersama dengan teman satu fakultas di PTS terkemuka tempatnya menimba ilmu, berantakan.

Dia tak betak ikut suami di Bandung. Dekat keluarga mertuanya, baginya itu ribet. Sedikit-dikit jadi bahan gunjingan. Hanya setahun betah serumah dengan suami. Susi pilih balik ke Yogya.

Awalnya, per beberapa bulan sekali sang suami menjengunya ke Yogya. Tapi lama-lama jadwal kunjungan semakin molor, lalu hilang. Bertahun-tahun tak ketemu suami. Meski secara legal formal, mereka masih terikat pernikahan.

Bagi Susi, ita tak masalah. Apalagi soal melepas kesepian. Dia punya banyak cara. Pergaulannya luas.

Perjalanan panjang membawanya bertemu dengan mantan pacarnya ketika di SMA, Rudi, sebuh saja begitu. Ternyata, benih-benih cinta masih tersisa di hati Susi. Apalagi, rumah tangganya sudah bertahun-tahun tak jelas. Susi semakin lengket dan terpesona pada sosok pria yang lebih dari 20 tahun silam pernah dekat itu.

Rudi pandai memanfaatkan situasi. Dia yang sepengetahuan Susi bekerja di perusahaan minyak asing di Kaltim itu mengaku sudah menduda. “Kenapa tidak menyemaikan benih cinta yang masih ada,” kata Susi dalam hati.

Susi kian lengket sama Rudi, bahkan dia nekat minta izin orangtuanya untuk mengikuti pujaan hatinya itu ke Kaltim. Keduanya lantas terbang ke Balikpapan. Alasan Rudi, saat itu izin cuti sudah habis. Harus segera masuk kerja.

Apa yang terjadi sesampainya di Kaltim? Ternyata pujaan hatinya itu sudah dipecat dari perusahaan minyak tempatnya bekerja. Lebih parah lagi, dia punya banyak wanita simpanan.

Dua bulan Susi bertahan di perantauan. Uangnya, puluhan juta rupiah, ludes untuk hura-hura Rudi. Dia tak bia mengadu ke keluarga. Mau cerita yang sebenarnya malu. Bahkan mengaku, sempat kana bunuh diri. “Untunglah ketemu orang yang terus memotivasi. Dia pula yang membeilkan tiket pulang ke Yogya, aku benar=-benar trauma,” tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar