Kamis, 30 Juni 2011

Nikah SIRI berbahaya bila masih Labil

Usia yang belia

Banyak motif orang mengambil jalan pintas untuk melakukan nikah siri. Niat awal yang mungkin menjadi dasar pembenaran untuk melakukan nikah siri adalah untuk menyelematkan diri dari berbuat dosa perzinaan. Namun bisa saja nikah siri itu dilakukan karena niatan lain. Namun bisa saja nikah siri itu dilakukan karena niatan lain. Mungkin motif ekonomi bahkan politis.

“Jalan pintas ini memang secara agama dibolehkan. Tetapi semua dikembalikan pada niatan awal. Kalau niatnya memang ingin membentuk rumah tangga yang benar-benar, kenapa harus siri. Bukankah semua pernikahan itu afdolnya diumumkan agar semua tahu dan terbuka,” papan salah satu dosen PTS.

Menurutnya, fenomena nikah siri yang merebak di kalangan remaja belakangan ini sangat disayangkan. Kata dia, remaja itu secara psikologis belum mapan. Sehingga jiwanya belum siap untuk melakukan pernikahan yang memiliki persoalan sangat kompleks.

Remaja masih sangat rentan dengan letupan emosional yang tidak stabil. Pernikahan pada usia yang belia ini akan sangat berpengaruh dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Mungkin pada awal-awal bulan madu bisa dinikmati. Tetapi pada tahun –tahun berikutnya, terutama pada lima tahun pertama pernikahan, merupakan fase yang sangat berat. Terlebih bila tidak didasari kedewasaan dan kesiapan jiwa. Ada goncangan sedikit saja dalam rumah tangga, bisa berakibat fatal.

“Usia remaja masih sangat besar ego yang dimiliki. Pada fase ini sebetulnya remaja masih dalam proses pencitraan diri. Jika kemudian dipaksakan untuk menikah, direnggut masa remajanya. Akibatnya sangat fatal. Jika pernikahan dilakukan secara siri, pihak perempuan akan lebih berat lagi memikul beban dan status yang tidak jelas ini,” lanjutnya.

Kegagalan berumah tangga pada usia belia, tentunya akan memberikan bekas luka yang tidak ringan. Bisa jadi ini menimbulkan trauma berkepanjangan.

Ingat, pernikahan bukanlah tuntutan kebutuhan biologis semata. Tetapi meruakan tanggung jawab dan memiliki nilai sakral dalam proses kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar